Cara pengukuran,pengujian dan pemeriksaan – Penentuan umur dan stadia Umur nauplius Umur nauplius dapat dihitung sejak telur menetas.

Stadia larva

Stadia larva dapat ditentukan dengan mengamati perkembangan morfologis larva secara visual dan juga mikroskopis.

Umur post larva

Umur post larva dapat dilakukan dengan cara menghitung hari setelah larva.

Pengukuran panjang total Panjang nauplius

Panjang nauplius dapat dilakukan dengan cara  mengukur panjang yang dimulai dari ujung anterior sampai dengan ujung posterior dengan menggunakan mikrometer pada stadia nauplius.

Panjang benur

Dapat dilakukan dengan cara mengukur panjang yang dimulai dari ujung rostrum sampai dengan ujung telson dengan menggunakan jangka sorong atau mistar.

Penentuan keseragaman

Penentuan keseragaman dapat dilakukan dengan cara mengukur panjang total, contohnya benih dalam populasi, dengan perbedaan panjang total individu maksimal 1 mm, yang dinyatakan dalam persen.

Pengujian ketahanan

Ketahanan terhadap perubahan salinitas

Dapat dilakukan dengan cara  memindahkan benur dari air bersalinitas 30 ‰ ke air bersalinitas 0 ‰ secara mendadak selama 5 menit kemudian dihitung sintasannya dan dinyatakan dalam persen.

 Ketahanan terhadap perendaman formalin

Dapat dilakukan dengan cara  memasukkan benur ke dalam larutan formalin 200 ‰ selama 30 menit, kemudian dihitung sintasannya.

Pemeriksaan kesehatan benih Pengambilan contoh misalnya

Dapat dilakukan secara acak dari populasi minimal 30 ekor untuk pengukuran panjang tubuh dan pengujian parasite atau bakteri.

Untuk deteksi virus dengan metode PCR, misalnya diambil dari beberapa titik atau bagian bak diisi sebanyak 150 ekor benur dari populasi.

Pengamatan visual

Dapat dilakukan dengan cara memeriksa tingkah laku benih dan kecukupan pakan serta gejala klinis.

Pengamatan mikroskopis

Dapat dilakukan dengan cara menggunakan mikroskop untuk memeriksa parasit dan kondisi fisik tubuh benih.

Pengujian virus seperti (TSV, IHHNV dan WSSV)

Dapat dilakukan dengan cara metode PCR, Manual of Diagnostic Test for aquatic animal, Fourth Edition 2003, Office des Internationale Epizootics atau (OIE).

Pengujian respon benih

 Nauplius

Dilakukan dengan cara memberikan cahaya,nauplius yang sehat akan berenang mendekati sumber cahaya.

 Benur

Dilakukan dengan cara memutar air dalam wadah seperti baskom, ember dll secara sentrifugal, benur yang sehat akan berenang melawan arus, dan kepala cenderung mengarah ke bawah.

 Penentuan prevalensi nekrosi 

Akan ditentukan berdasarkan adanya infeksi bakteri yang menyebabkan terjadinya pembusukan organ tubuh.

Penentuan prevalensi parasit

Dapat ditentukan berdasarkan adanya infeksi bakteri secara visual yang menyebabkan terjadinya pembusukan.

benih udang

Shrimp farming

Banyak spesies benih udang yang berbeda hidup di kolam vernal. Mereka datang dalam banyak warna. Mereka memiliki satu mata. Benih Tubuh udang di amankan atau terlindungu oleh kedua cangkangnya yang membentuk karapas. Karapas tersebut mirip menyerupai biji, sehingga disebut Benih Udang.

01

Shrimp seed size

Di tambak udang dipanen sekitar 160–165 mm (30–35 g). Benih udang yang ditebar (15–20 mm) mencapai ukuran panen ini dalam waktu sekitar 4 bulan dalam salinitas 15–25 ppt.

02

Hatchery Shrimp

Proses dan tempat pembenihan udang untuk mendapatkan benur yang nantinya akan dibudidayakan. Dalam skala yang lebih besar, hatchery ialah prosedur yang di khususkan dikerjakan untuk memberikan fasilitas pada telur-telur yang baru menetas,Hasilnya menghasilkan benih unggulan.

03

Seeds shrimp Farming

Benih Udang biasanya merupakan salah satu krustasea paling melimpah di kolam vernal. Mereka kebanyakan hidup di dasar kolam vernal. Sebagian besar makanan mereka berasal dari zona pertemuan air dengan dasar. Mereka adalah pengumpan filter seperti Fairy Shrimp, Clam Shrimp, dan Water Fleas.